Jumat, 11 Januari 2013

Terbiasnya harapan


Untuk kamu yang pernah menyukai seseorang dan mencintainya, tetapi kamu yang tidak pernah terbalaskan dari rasa yang kamu punya untuk dia. Kamu yang pernah berkorban mengejarnya mati-matian,tetapi dia yang hanya menerima tanpa merespon niat dalam hatimu.  Cinta dan perasaan dihatimu tidaklah aneh dan sungguh sangat wajar. Awalnya kamu melirik-lirik dia, memberi senyuman dari jauh, menyapa dengan hanya tersnyum malu kepadanya. Dia hanya menyapa dengan namamu yang selalu ingin kamu dengar, tetapi kamu enggan menyebut namanya hanya untuk menutupi isi isyarat hatimu.
Kamu yang telah terjatuh oleh cinta dengan pandangan dan pesona senyumnya, seakan kamu terfanakan oleh fatamorgana yang sulit untuk kamu dekati. Fatamorgana hanyalah fatamorgana, sampai kapanpun fatamorgana tetap hanyalah ilusi semata. Mungkin itu persamaan yang cocok untuk sebuah puisi hatimu. Hari-harimu yang selalu tersenyum tidak menentu, aktifitasmu yng selalu di iringi dengan lamunan yang tak jelas, bayang-bayang dia yang menghampiri saat kamu memejamkan mata, itu semua yang alasan yang membuat kamu ingin mengenalnya, ingin mengetahui tentang dia, dan kamupun seakan berubah bak malaikat yang baru mengepakkan sayap dengan niat yang suci sesuci peri kecil yang ingin memberi kebahagiaan terhadap dia.
Kini logikamu terkikis oleh waktu-waktu yang terisi dengan dia. Seakan logikamu tidak lagi berada dalam otakmu, seakan daya fikirmu menyatu dengan hatimu. Dan hanya suara hatimu yang selalu kamu ikuti hanya untuk dia seorang. Kini kamu bagaikan pahlawan kesiangan yang selalu ingin membatu dia, menolong dia, dan berkorban untuk dia. Seakan lelahmu tak terasa, seakan letihmu tak terbayar, seakan keringatmu tak tergantikan dengan apa yang kamu lakukan hanya untuk CINTA.
Kamu khawatir tentang keadaan dia seakan itu yang menjadi cambuk untuk melakukan yang nekat, melakukan yang tak seperti pada umumnya, bahkan tak peduli yang berada di sekitarmu. Dia yang hanya berterimakasih atas kebaikanmu, merasakan tapi tak untuk dirasakan hanya karenamu, dan menerima yang semestinya bukan untuk diterima. Dia yang diam untuk satu ucapan “Mengecewakanmu”, dia yang tak ingin menyesali untuk mengenalmu, dia yang tak mampu untuk beralasan bahwa dia akan “Tersenyum karenamu”, karena dia untuk cinta yang satu, dia telah memiliki cinta setianya dulu.
Sakitnya cinta bertepuk sebelah tangan membuat semakin retaknya hatimu, membuat  semakin rapuhnya jiwamu dan membuat sayap-sayapmu tak mampu terbang kembali.  Senyumanmu yang hanya terbiaskan oleh prisma hatinya dengan seseorang. Kebaikanmu yang hanya tercatatkan dan tak mampu ia lukiskan untukmu. Sungguh naifnya nasibmu, bila hanya tak ada keikhlasan tertanam dalam dirimu, karena kamu hanya akan merasakan tersaya-sayat layaknya pisau tersentuh dengan kulit dan teteskan darah. Cahayamupun redup dengan air matamu, senyummu untuknya menjadi angkuh, dan rindumu terhadapnya hanyalah menjadi jarum yang tertusuk-tusuk dalam hatimu.
Semua harapan yang kau dambakan, impian yang kau agung-agungkan, dan cinta yang ingin kau genggam semua terlepas tanpa sisa. Dan saatnya kamu bertemu dengannya lagi, diammu membohongi mulutmu, acuhmu mendustai hatimu sendiri, dan sikapmu merubah dirimu sesungguhnya. Ujian kerelaanmu seakaan menjadi gunung yang harus kau takhluki. Mencoba untuk menjadi karakter yang tidak kamu sukai. Tentunya, kamu hanya mampu memakai topeng di hadapannya. Kamu tidak lagi memandang senyumnya karena akan membuatmu semakin menggila, kamu hanya mampu melirik jam untuk mengacaukan resahmu, semua ini semakin abstrak lukisan hatimu, dan semakin layu jiwamu.
Entah berapa nyawa yang harus kamu miliki untuk merecovery hidupmu lagi. Saat kamu terhempas oleh ombak yang besar, saat itu pula dirinya menjadi bayangan yang mengecil mengikuti terbenamnya sang fajar. kamu cukup membanggakan baginya, tetapi kamu tidak cukup untuk meghapus  jalan  yang telah ia catat terlebih dahulu. Ini konsekuensimu, jika kamu bertemu, pastilah kamu akan berpisah, jika kamu menggenggam erat, pasti akan terlepas, jika kamu terbit laksana mentari, pastinya akan terbenam bersama senja sore hari, tetapi hany yang ikhlasnya hati, pasyi yang terbaik untukmu dia dan seseorang lain tanpa penyesalan hidupmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar