Untuk kamu yang pernah menyukai
seseorang dan mencintainya, tetapi kamu yang tidak pernah terbalaskan dari rasa
yang kamu punya untuk dia. Kamu yang pernah berkorban mengejarnya
mati-matian,tetapi dia yang hanya menerima tanpa merespon niat dalam hatimu. Cinta dan perasaan dihatimu tidaklah aneh dan
sungguh sangat wajar. Awalnya kamu melirik-lirik dia, memberi senyuman dari
jauh, menyapa dengan hanya tersnyum malu kepadanya. Dia hanya menyapa dengan
namamu yang selalu ingin kamu dengar, tetapi kamu enggan menyebut namanya hanya
untuk menutupi isi isyarat hatimu.
Kamu yang telah terjatuh oleh
cinta dengan pandangan dan pesona senyumnya, seakan kamu terfanakan oleh
fatamorgana yang sulit untuk kamu dekati. Fatamorgana hanyalah fatamorgana,
sampai kapanpun fatamorgana tetap hanyalah ilusi semata. Mungkin itu persamaan
yang cocok untuk sebuah puisi hatimu. Hari-harimu yang selalu tersenyum tidak
menentu, aktifitasmu yng selalu di iringi dengan lamunan yang tak jelas,
bayang-bayang dia yang menghampiri saat kamu memejamkan mata, itu semua yang
alasan yang membuat kamu ingin mengenalnya, ingin mengetahui tentang dia, dan
kamupun seakan berubah bak malaikat yang baru mengepakkan sayap dengan niat
yang suci sesuci peri kecil yang ingin memberi kebahagiaan terhadap dia.
Kini logikamu terkikis oleh
waktu-waktu yang terisi dengan dia. Seakan logikamu tidak lagi berada dalam otakmu,
seakan daya fikirmu menyatu dengan hatimu. Dan hanya suara hatimu yang selalu
kamu ikuti hanya untuk dia seorang. Kini kamu bagaikan pahlawan kesiangan yang
selalu ingin membatu dia, menolong dia, dan berkorban untuk dia. Seakan lelahmu
tak terasa, seakan letihmu tak terbayar, seakan keringatmu tak tergantikan
dengan apa yang kamu lakukan hanya untuk CINTA.
Kamu khawatir tentang keadaan dia
seakan itu yang menjadi cambuk untuk melakukan yang nekat, melakukan yang tak
seperti pada umumnya, bahkan tak peduli yang berada di sekitarmu. Dia yang
hanya berterimakasih atas kebaikanmu, merasakan tapi tak untuk dirasakan hanya
karenamu, dan menerima yang semestinya bukan untuk diterima. Dia yang diam untuk
satu ucapan “Mengecewakanmu”, dia yang tak ingin menyesali untuk mengenalmu,
dia yang tak mampu untuk beralasan bahwa dia akan “Tersenyum karenamu”, karena
dia untuk cinta yang satu, dia telah memiliki cinta setianya dulu.
Sakitnya cinta bertepuk sebelah
tangan membuat semakin retaknya hatimu, membuat semakin rapuhnya jiwamu dan membuat
sayap-sayapmu tak mampu terbang kembali.
Senyumanmu yang hanya terbiaskan oleh prisma hatinya dengan seseorang. Kebaikanmu
yang hanya tercatatkan dan tak mampu ia lukiskan untukmu. Sungguh naifnya
nasibmu, bila hanya tak ada keikhlasan tertanam dalam dirimu, karena kamu hanya
akan merasakan tersaya-sayat layaknya pisau tersentuh dengan kulit dan teteskan
darah. Cahayamupun redup dengan air matamu, senyummu untuknya menjadi angkuh,
dan rindumu terhadapnya hanyalah menjadi jarum yang tertusuk-tusuk dalam
hatimu.
Semua harapan yang kau dambakan,
impian yang kau agung-agungkan, dan cinta yang ingin kau genggam semua terlepas
tanpa sisa. Dan saatnya kamu bertemu dengannya lagi, diammu membohongi mulutmu,
acuhmu mendustai hatimu sendiri, dan sikapmu merubah dirimu sesungguhnya. Ujian
kerelaanmu seakaan menjadi gunung yang harus kau takhluki. Mencoba untuk
menjadi karakter yang tidak kamu sukai. Tentunya, kamu hanya mampu memakai
topeng di hadapannya. Kamu tidak lagi memandang senyumnya karena akan membuatmu
semakin menggila, kamu hanya mampu melirik jam untuk mengacaukan resahmu, semua
ini semakin abstrak lukisan hatimu, dan semakin layu jiwamu.
Entah berapa nyawa yang harus
kamu miliki untuk merecovery hidupmu lagi. Saat kamu terhempas oleh ombak yang
besar, saat itu pula dirinya menjadi bayangan yang mengecil mengikuti
terbenamnya sang fajar. kamu cukup membanggakan baginya, tetapi kamu tidak
cukup untuk meghapus jalan yang telah ia catat terlebih dahulu. Ini konsekuensimu,
jika kamu bertemu, pastilah kamu akan berpisah, jika kamu menggenggam erat,
pasti akan terlepas, jika kamu terbit laksana mentari, pastinya akan terbenam
bersama senja sore hari, tetapi hany yang ikhlasnya hati, pasyi yang terbaik
untukmu dia dan seseorang lain tanpa penyesalan hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar