Minggu, 13 Januari 2013

Senja di sudut ruang


Kamu mengenal dia dengan awal yang baik. Terjalinlah pertemanan kamu dengan dia. Saat kamu dan dia mulai mengetahui dari sisi pribadi masing-masing, sehingga dia ingin memberikan kebaikan yang berjuta rasa untuk kamu. Kamu yang membuat dia tertawa dan tersenyum menyebabkan dia merasa nyaman dengan dirimu, membuat dia seakan tak ingin menjauh darimu. Memang jika manusia tersentuh hatinya, tak beralasan lagi bahwa manusia akan melakukan apa yang ingin menjadi kehendak dirinya. Meski dirimu telah berucap kalimat lain di waktu lampau, tetapi semua dapat berubah begitu saja ketika hati berbalik rasa yang lain. Kamu yang seakan terhipnotis oleh perlakuan baiknya, perlakuan pengorbanannya seakan menjadi bukti bahwa dia memang layak untuk dirimu. Bukan itu yang menjamin kecintaan dirinya terhadapmu, jika memang dirinya hanya sekedar menginginkan keberadaanmu yang selalu ada disampingnya, itu hanya keegoisan semata, itu hanya sekedar pelipur lara dirinya. Sejatinya, cinta cukup mengenal pemahaman akan keadaanmu saat itu juga, bukan pemahaman keadaan dirinya saja yang baru mengungkapkan kata cinta padamu.
Hubungan pertemanan yang semakin erat membuat dia seakan ingin selalu membutuhkan kamu hanya sekedar untuk sebuah kenyamanan batinnya. Dengan alasan itu pula kini dia ingin mendapatkanmu, seakan kamu ikut terhanyut dengan kenyamanan dirinya pula. Mengambil keputusan yang kamu ucap secara cepat bukanlah mebuat jawaban yang sesuai didalam hatimu, melainkan itu hanya bisikan dari luar batinmu. Berfikir sebelum berucap akan memberikan keputusan yang baik dan bijak, tanpa kamu mengetahui akibat keputusan yang telah kamu ambil. Tidak apalah jika memang kamu telah lakukan yang kurang tepat. Setelah akibat itu menjawab dari keputusanmu, kamupun akan mengerti sebab dirimu perlu belajar ketenangan batin. Karena sesungguhnya suara batinmu tak mungkin terbohongi oleh fakta yang telah ada. Kamu hanya perlu sedikit menyelam lebih dalam dari maksud dirinya yang memaksamu dari tuntutannya.
Sungguh Allah yang maha membolak-balikkan perasaan hati hamba-hambaNYa. Maka berdo’alah dan meminta petunjuk padaNYa, dan itulah yang terbaik. Maka jika ragu akan keputusanmu, diam akan lebih baik sebaik emas yang berharga. Dia yang dulu telah melalui hubungan dengan seseorang yang lebih dahulu darimu, itu bukan pengahmbat bagimu dengan dia. Sangat miris jika dia yang kamu sayangi masih ingin bersama seserang yang harusnya dia lupakan sedari dulu, sesorang yang mengganggu hubunganmu dengan dia membuat dirimu terjepit dari desakan ketidak pastian. Mintalah kebijaksanaan sikap dia, dengan begitu dia akan lebih memilih rasa yang sesungguhnya, bukan rasa yang hanya ingin dia rasakan semata. Konsekuensi akan keputusan pada masa kini merupakan keputusan yang harus diambil olehnya dan dirimu, bukan keputusan yang lalu yang dia ambil dan kamu pergi menyerah begitu saja, itu akan menyebabkan dirimu tidak sinkron dengan kepurusan yang telah kau ambil dulu.

Mempertahankan hubunganmu dengan dia terlebih dahulu itu lebih baik. Jika memang kau tersakiti oleh kebohongan dirinya dan penduaan cinta darinya, itu hanya sebagai konsekuensi dirimu yang tidak tepat saat memberi keputusan yang kamu berikan saat dia menyatakan cinta. Seharusnya dirimu butuh waktu yang lebih lama untuk mengenal dia, bukan sekedar status semata. Bila memang cinta itu tepat untuk dirimu, maka cinta itu akan menunjukkan jalan bagimu dengan dirinya, tanpa perlu kau beri keputusan yang membingungkan lagi, bahkan dirimu akan tau kemurnian cinta darinya. Keikhlasan dan ketulusan cinta darinya akan memberikan kunci dari kesetiaan dirimu dengan dia, bukan hanya sebagai status semata. Semua dari rasa rela dan tidak mengahrapkan sesuatu akan memberikan cara baginya untuk bisa mendapatkanmu tanpa harus menjalin rasa yang lain. Karena cinta yang lain hanyalah akan membagi hati dia dan kamu hanya mendapatkan ¼ dari hatinya yang telah terbagi. Cinta itu miliki seutuhnya, tanpa terbagi dan tersisa. Cinta itu mengorbankan seutuhnya, tanpa ada yang kecewa. Cinta itu bukan sekedar keinginan jiwa, jika hanya keegoisan semata. Dan cinta bukan untuk dibohongi, karena cinta untuk kejujuran yang rela dari pengorbanan. Cinta bukan mengajar kita lemah dan putus asa, tetapi membangkitkan kekuatan dan kegigihan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri dan rendah diri, tetapi menghembuskan kegagahan dan kemuliaan. Cinta bukan melemahkan semangat,tetapi membangkitkan semangat yang hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar